INFOCPNS Upaya Untuk Mengatasi Krisis Pendidikan Anak SD - Rista Bola

Upaya Untuk Mengatasi Krisis Pendidikan Anak SD

Beritaceria.com - Upaya Untuk Mengatasi Krisis Pendidikan Anak SD - Saat anak-anak di seluruh Indonesia kembali ke sekolah untuk tahun ajaran baru, UNICEF menyerukan tindakan segera untuk mengatasi dampak mengkhawatirkan dari COVID-19 pada Pendidikan anak SD, terutama bagi siswa yang paling rentan.

Lebih dari dua tahun setelah pandemi COVID-19, siswa dan pendidik di Indonesia dan di seluruh dunia bergulat dengan krisis belajar yang masif. Di Indonesia, penutupan sekolah yang diperpanjang dan pembukaan kembali yang terganggu karena COVID-19 telah memengaruhi sekitar 60 juta siswa dan menyebabkan kehilangan pembelajaran yang signifikan. 

Di beberapa daerah, terlihat adanya peningkatan persentase siswa kelas awal yang tidak dapat membaca. Ini mencerminkan tren regional dan global. Performa buruk lebih parah bagi anak-anak dalam situasi rentan, termasuk anak-anak dari rumah tangga berpendapatan rendah, daerah pedesaan dan tertinggal, serta penyandang disabilitas.

Bagaiman Upaya Untuk Mengatasi Krisis Pendidikan Anak SD?

Sebuah studi UNICEF baru-baru ini di Indonesia menemukan bahwa sekitar tiga dari empat orang tua dengan anak usia sekolah khawatir tentang hilangnya kemampuan belajar anak-anak mereka. Sebuah analisis Bank Dunia tentang Program Penilaian Siswa Internasional (PISA) memperkirakan kemungkinan penurunan 16 poin dalam nilai membaca PISA Indonesia di antara siswa berusia 15 tahun.

Untuk memastikan bahwa setiap anak di Indonesia dapat membaca pada usia 10 tahun, UNICEF menyerukan tindakan yang dipercepat melalui kerangka RAPID untuk menjangkau dan mempertahankan setiap anak di sekolah, menilai tingkat pembelajaran secara teratur, memprioritaskan pengajaran keterampilan dasar, meningkatkan pembelajaran kejar dan mengembangkan sistem yang lebih kuat untuk mendukung kesehatan mental dan kesejahteraan anak sehingga setiap anak siap untuk belajar.

UNICEF mendukung upaya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbud) dan kementerian untuk mengatasi learning loss. 

Tindakan itu termasuk mendukung guru anak usia dini untuk membantu anak-anak mengejar ketertinggalan pembelajaran, dengan fokus pada literasi dan numerasi, melalui inisiatif seperti program Pengembangan Anak Usia Dini Holistik dan Terpadu (PAUD-HI) yang dilaksanakan di tiga provinsi di Indonesia bagian timur; dan bekerja dengan guru pendidikan anak SD kelas awal untuk meningkatkan keterampilan mengajar literasi dan numerasi mereka.